Sabtu, 30 Juli 2011

Menangis

Pernahkah kita berpikir bahwa kita ini sesungguhnya sangat cengeng? Saat ini, mumgkin kita tampil sebagai sosok yang tangguh, sangat kuat, dan jauh dari air mata. Setiap persoalan, apapun bentuk dan namanya, selalu menjadi bola karet yang menyentuh tembok nan kokoh yakni menerpa sesaat untuk kemudian terpental lagi. Tidak ada problem, seberat apapun, yang betul-betul mampu menumbangkan kita dalam kubangan tangis dan air mata. Bahkan, ada beberapa di antara kita yang tak menemukannya sekalipun pada kematian.

Tapi cobalah kita mundur ke belakang, berpuluh tahun yang lalu, saat kita terlahir ke dunia. Tak ada sesuatu pun yang mampu kita lakukan selain menangis, itu pun kita lakukan tanpa kita tahu apa maksudnya. Kita menangis tanpa sebab yang mestinya justru dilakukan oleh ibu kita dengan alasan yang sangat jelas. Mestinya justru dilakukan oleh ayah kita dengan sebab yang sangat tidak bisa dijelaskan.
Tetapi, saat itu, mengapa justru kita yang menangis???

Belum apa-apa kita sudah menangis. Belum bisa cari makan sendiri kita sudah menangis. Belum punya tanggung jawab apa-apa kita sudah menangis. Tak ada peristiwa yang menyedihkan tapi kitasugah menangis. Orang-orang bahkan mengharapkan kita menangis, dengan alasan yang juga kita tak tahu apa-apa. Kalau kita tidak menangis, yang menangis justru mereka.

Apakah kita cengeng??? Mungkin. Bisa juga pasti. Lha wong tanpa sebab-sebab yang jelas kita gampang sekali menangis. Kegerahan sedikit saja kita menangis, saat orang yang tak kita kenal ingin menggendong, kita juga menangis.

Nah...... jika sekarang untuk hal-hal yang jelas dan beralasan kita tidak juga menangis, jangan-jangan saat dilahirkan dulu kita tertawa. hehehehehehehehehe............................