Minggu, 31 Oktober 2010

ALTERNATIF LIMBAH UDANG UNTUK ITIK ALABIO

Keberadaan udang sebagai pakan yang bisa membuat warna kuning telur lebih oranye telah disinggung sebelumnya. Kali ini menyangkut itik alabio (anas plathycus Borneo), salah satu flasma nutfa di Kalimantan Selatan yang berkembang di daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara. Dulu dikenal sebagai itik banar atau itik bujur. Pemberian nama alabio karena orang terbiasa membeli bibit di pasar Alabio.

Alabio mampu memproduksi telur dan daging. Jika dikelola secara intensif, satu betina mampu bertelur hingga 300 butir tiap tahunnya. Pejantan dapat diusahakan dengan upaya penggemukan. Mereka tidak mutlak berenang dalam air. Dapat dipelihara di kandang sepenuhnya. Karena begitu berharga dan kenyataan masalah biaya pakan yang hampir mencapai 70% dari total biaya produksi, membuat peternak mencapai pakan alternatif.

Salah satunya limbah cangkang udang. Selain mencegah pencemaran lingkungan, pemanfaatanya ternyata juga dapat dijadikan makanan sampingan untuk itik alabio. Dapat meningkatkan produksi telur. Warna kuning telur dan daging menjadi cerah kemerahan ketika diberi tepung cangkang udang sebesar 30%. Sedangkan pemberian dibawah 20% berpengaruh pda pertumbuhan itik alabio jantan.

Cangkang udang terdiri dari kepala dan kulit, merupakan limbah yang banyak ditemui didaerah pantai terutama didaerah yang mempunyai pabrik udang dan penampungan udang untuk ekspor. Cangkang udang yang basah mempunyai kadar air 60-65% dan apabila dikeringkan mengandung 50% protein kasar 11% calcium dan 1,95% fosfor. Pemberian cangkang udang kering hingga 30% dapat meningkatkan telur itik cukup tinggi.

2 komentar: